Sungguh aneh bin
ajaib, seseorang menyandang predikat aktivis Islam, tapi tidak pernah
mengerjakan qiyamul lail. Bagaimana
ini bisa terjadi?
Qiyamul lail itu kebutuhan utama
setiap orang Muslim. Apalagi, bagi aktivis Islam dan pengemban amanah agama
yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi
munkar, jihad, dan menyuarakan kebenaran. Bukankah Allah Ta’ala berfirman di Al-Qur’an,
“Hai orang yang berselimut (Muhammad),
bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu)
seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua
itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzamil: 14).
Kenapa ada perintah seperti itu?
Pertanyaan ini dijawab Al-Qur’an,
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu
perkataan berat.” (Al-Muzzammil: 5).
Kami
(Allah) akan berikan kepadamu amanah yang sulit, beban berat, dan
perintah-perintah yang membutuhkan tekad kuat dan semangat tinggi. Itulah
amanah yang ditolak langit dan bumi, sebab merasa tidak mampu mengembannya,
lalu dibebankan di pundak manusia. Siapa sih
yang mampu mengerjakan tugas-tugas dakwah, tarbiyah,
amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad, tanpa bekal yang bisa ia gunakan dalam
perjalanannya menuju Allah Ta’ala?
Tanpa bekal, perjalanannya terhenti di separoh perjalanan dan ia mati di
tempat-tempat bahaya, sebelum tiba di tempat tujuan.
Sekolah qiyamul lail adalah sekolah paling
agung, tempat orang Muslim men-tarbiyah
dirinya, terkenal dengan Tuhannya, memahami seluruh makna nama-nama Allah dan
sifat-sifat-Nya. Qiyamul lail sekolah
untuk belajar khusyuk, tunduk, merendahkan diri dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Karena itu, qiyamul lail masuk dalam seluruh syariat, tanpa pengecualian.
Ketahuilah
wahai aktivis Islam, bahwa ketundukan Anda pada malam hari adalah kunci
kebesaran Anda di siang hari, sujud Anda pada malam hari adalah jalan kemuliaan
Anda pada siang hari, senjata kemenangan Anda atas musuh-musuh Anda, rahasia
kesuksesan Anda di dakwah, amar ma’ruf
nahi munkar, dan jihad Anda.
Sulaiman
Al-Halbi mengerjakan qiyamul lail
sebulan penuh di Masjid Al-Azhar, sebelum membunuh Cliber. Ketika mengerjakan qiyamul lail, Sulaiman Al-Halbi berdoa
kepada Allah Ta’ala dengan khusyuk,
agar Dia memberinya kemudahan dalam membunuh musuh-Nya, Cliber. Ketika itu,
Sulaiman Al-Halbi hanya punya senjata satu pisau, tidak lebih dari itu. Allah Ta’ala memberi kemudahan kepadanya. Ia
dapat membunuh Cliber, komandan perang Perancis terkenal kedua setelah Napoleon
dan koman dan invasi Perancis ketika itu. Selain Cliber, banyak tentara
Perancis yang terluka, termasuk aktor invasi Peracis. Itu semua dilakukan satu
pahlawan Islam, di markas pasukan Perancis.
Sedang
Shalahuddin Al-Ayyubi, dengan instingnya yang Islami dan sensitif, serta
pemahamannya mendalam tentang Islam, ia tahu bahwa qiyamul lail itu kunci utama kemenangan atas musuh. Ia tahu qiyamul lail adalah senjata ampuh di
perang dan tidak punya tandingannya pada musuh. Karena itu, jika ia berjalan
melewati kemah anak buahnya pada malam hari dan melihat tidak ada yang
mengerjakan qiyamul lail di dalamnya,
maka ia membangunkan mereka dan memarahi mereka, dengan berkata, “Saya khawatir
kita diserang musuh malam ini dari kemah ini.” Ini pemahaman tinggi tentang
Islam yang agung. Shalahuddin Al-Ayyubi menganggap tidak qiyamul lail sebagai celah, yang lebih berbahaya dari celah di
benteng dan musuh bisa menyerang dari celah tersebut.
Semoga
Allah Ta’ala merahmatimu, wahai
Khalid! Betul, kaum Muslimin tidak menang atas musuh mereka dengan senjata dan
pasukan banyak. Namun, dengan agama ini, di mana mereka atas musuh dengan
ketaatan mereka kepada-Nya dan kemaksiatan musuh mereka. Kunci kemenangan itu
terletak di tunduk dan khusyuk kepada Allah Ta’ala.
Sejak
permulaan jihad hingga bertemu Allah Ta’ala,
Khalid dan rekan-rekannya mengerjakan qiyamul
lail dan berpuasa di siang hari. Mereka mengerjakan qiyamul lail berjam-jam dan membaca banyak surat Al-Qur’an ketika
mengerjakan qiyamul lail. Seorang
dari mereka suaranya merdu ketika membaca Al-Qur’an. Ia menangis dan membuat
yang lain menangis. Mereka semua teladan dalam hal qiyamul lail, puasa, dan ibadah-ibadah lain, bagi siapa saja yang
kenal mereka. Siapa pun yang pernah berinteraksi dengan mereka saat itu
berkomentar, “Khalid dan rekan-rekannya seperti para malaikat dalam wujud
manusia.” Karena saking banyaknya
ibadah dan ketinggian spiritual mereka, maka mereka seperti mendaki ke langit,
sementara mereka berada di bumi. Barangkali, ini dan sebab-sebab lain kunci
sukses salah satu operasi jihad di abad ini. Allah Ta’ala menjadikan mereka diterima manusia di bumi. Siapa pun
mencintai Khalid dan rekan-rekannya. Bahkan, musuh-musuh harakah (gerakan) Islam menghormati Khalid dan rekan-rekannya.
Mereka merasakan bahwa Khalid dan rekan-rekannya adalah karunia Allah Ta’ala untuk mereka.
Seorang
ulama aktivis Islam, sesuai penglihatanku dan penglihatan aktivis lainnya,
tidak pernah meninggalkan qiyamul lail
satu malam pun. Setiap malam, ia mengerjakan qiyamul lail sebanyak sebelas raka’at dan meng-khatam-kan Al-Qur’an. Ia tingkatkan frekwensi ibadahnya ini pada
bulan Ramadhan. Padahal, ia lanjut usia, menderita diabetis, dan lain-lain.
Kita, kaum muda, menderita diabetis, dan lain-lain. Kita, kaum muda, kelelahan
jika shalat di belakangnya. Itulah yang terjadi, kendati kita saat itu akan
masuk rumah sakit selama beberapa hari. Ikhwah
aktivis Islam yang pernah tinggal satu rumah dengannya tidak sanggup
mengerjakan qiyamul lail setiap
malam. Pada suatu hari, setelah ulama itu keluar dari penjara, saya berkata,
“Menurut hemat saya, penyebab paling penting selamatnya ulama ini ialah ia
rajin mengerjakan qiyamul lail dan
berpuasa di siang hari. Padahal, ia sudah berkali-kali dilarang dokter untuk
berpuasa dan mengalami kehausan yang laur biasa akibat penyakit diabetis.”
Saya berkata
lagi, “Barangkali, kunci rahasia kekuatan ulama itu dalam melawan kebatilan,
kemampuannya menanggung penderitaan dan siksa, padahal ia berusia lebih dari
lima puluh tahun, matanya buta, dan menderita banyak penyakit, ialah ia rajin
mengerjakan qiyamul lail menguatkan
hati, menumbuhkan semangat tinggi, dan ketinggian di jiwa. Kadang, Anda melihat
seseorang lemah dan kurus, tapi ia punya tekad yang bisa meruntuhkan gunung dan
menjebol tembok. Ia punya semangat seperti itu, karena selalu tunduk kepada Allah
Ta’ala, khusyuk, dan takut kepada-Nya
saja.”
Setiap
aktivis Islam harus menghayati sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam,
“ Penyejuk matamu diletakkan di shalat.”
(Diriwayatkan An-Nasai, Ahmad, dan
Al-Hakim).
Seorang generasi salaf berkata, “
Aku senang jika malam datang. Sebab, hidupku terasa hikmat dengannya dan mataku
terhibur dengannya, sebab dapat bermunajat kepada Dzat, yang aku sangat suka
mengabdi dan tunduk di depan-nya,”
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu membagi malamnya menjadi tiga bagian: untuk
dirinya, istri, dan putrinya. Hingga ketiganya bisa mengerjakan qiyamul lail. Qiyamul lail itu hiburan
setiap aktivis Islam ketika ia pun banyak masalah dan kendala, atau mendapatkan
penentangan, atau menerima musibah, atau ditangkap musuh. Dengan qiyamul lail, ia dapat berdiri di depan
tuhannya dan pemiliknya, yang punya segala sesuatu dan jika menghendaki
sesuatu, maka cukup berfirman, “Jadilah,” maka sesuatu itu menjadi ada. Ya, ia
dapat berdiri di depan Allah Ta’ala,
berdoa dan berharap kepada-Nya, mengadukan segala kesedian dan kegalauan
kepada-Nya, minta pertolongan dan perlindungan kepada-Nya. Lalu, munajat ini
menghilangkan seluruh duka dan kesediannya. Bagaimana tidak, wong ia melimpahkan urusannya kepada
pemilik kerajaan, langit, dan bumi?
Setiap aktivis Islam harus tahu
bahwa kekhusyukan dan ketundukannya kepada Allah Ta’ala pada malam hari itu membuka pintu segala urusan dan hati.
Juga penyebab terpenting ia diterima di bumi, lalu banyak orang dapatkan
petunjuk, hanya dengan sebab sepele dan sederhana. Terkadang, pada waktu
tertentu, hal itu terjadi tanpa sebab. Siapa memaksimalkan waktu malamnya, ia
dilindungi di siang harinya. Dan, siapa memaksimalkan waktu siang, ia dijaga
pada malam hari.
Akhi,
aktivis Islam, qiyamul lail itu
sekolah paling bonafide, yang akan mengajari Anda berhati tipis, mentarbiyah
mata Anda mengucurkan airmata taubat, ke khusyukan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Juga memberi Anda spirit baru
untuk beramal demi Islam dan bekal agung, yaitu tawakkal kepada-Nya. Juga
memberi Anda keberanian melawan musuh-musuh Islam. Qiyamul lail membuat hati Anda kuat dan subur dengan imam. Hati
adalah raja organ tubuh dan organ tubuh adalah pasukan. Jika raja baik dan
kuat, maka pasukannya kuat dan menang. Begitu juga sebaliknya. Manusia berjalan
kepada Allah Ta’ala dengan hatinya,
bukan dengan organ tubuhnya, seperti dikatakan ulama.
Sebagian orang berkata, “Saya sibuk
menangani banyak agenda amal Islam dan tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan qiyamul lail.” Untuk mereka, saya
katakan kalian harus tahu dua hal berikut:
1. Qiyamul lail adalah amal untuk Islam.
Bahwa, amal utama dan kebutuhanya. Qiyamul
lail itu salah satu sarana penyiapan senjata secara efektif untuk gerakan
dakwah dan negara Islam.
2. Setiap
aktivis harus mengerjakan qiyamul lail,
kendati hanya beberapa raka’at. Jika ia punya waktu luang dan badannya sehat,
ia mengerjakanya lebih lama, dengan membaca satu juz Al-Quran, misalnya, dan
banyak berdoa ketika sujud, serta membaca
dzikir-dzikir lainnya.
Jika ia
tidak punya waktu memadahi, atau badannya kurang fit, ia mengerjakan qiyamul lail beberapa raka’at, atau
mengerjakan sebelas raka’at, tapi bacaan setiap raka’atnya tidak panjang.
Sedangkan ia tidak mengerjakan qiyamul
lail terus-menerus atau disebagian besar malamnya, maka ini tidak benar.
Aktivis
Islam harus tahu bahwa jika seluruh kader dakwa mengerjakan qiyamul lail secara rutin saat senang,
susah, sibuk, dan malas, maka gerakan dakwa punya prestasi besar, mengerjakan
salah satu aktivitas Islam yang agung, dan bisa jadi amal itu lebih agung dari
pada amal-amal lainya.
Saya
ingatkan, bahwa mengerjakan dua hal sekaligus, yaitu beramal untuk Islam dengan
serius dan mengerjakan qiyamul lail secara
intens, itu membutukan semangat baja dan perasaan kuat dari setiap aktivis
Islam bahwa itu urgen. Setiap aktivis harus ingat perkataan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu, “Jika aku tidur malam
hari, maka itu berarti aku menyia-nyiakan diriku. Dan, jika aku tidur siang
hari, maka berarti aku menelantarkan rakyatku.” Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dikenal rajin
mengerjakan qiyamul lail dengan
maksimal, padahal ia orang super sibuk, sebab penguasa dunia ketika itu. Karena
besarnya perhatian Umar bin khaththab Radhiyallahu
Anhu kepada qiyamul lail maka
banyak sahabat dan tabi’in ingin menirunya dan menanyakan qiyamul lail setelan ia meninggal dunia. Bahkan, ada salah seorang
sahabat menikahi salah satu mantan istri Umar bin Khaththab Radiyallahu Anhu, hanya karena ingin
tahu sejauh mana qiyamul lial-nya
Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu,
lalu ia bisa menirunya.
Utsman
bin Affan Radhiyallahu Anhu, yang
merupakan khalifah kaum Muslimin dan penguasa dunia pada zamannya biasa meng-khatam-kan Al-Qur’an dalam tempo satu
malam.
Abdullah
bin Az-Zubair Radhiyallahu Anhu juga
seperti itu, kendati tugasnya banyak belum dan sesudah menjadi pemimpin.
Ibunya, Asma’ Radhiyallahu Anha, berkata, “Abdullah bin Az-Zubair rajin
mengerjakan qiyamul lail, berpuasa di
siang hari, dan dijuluki merpati masjid.
Kenapa
kita pergi jauh-jauh? Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam super sibuk mengurus umat beliau, berjihad melawan
musuh-musuh Islam sepanjang hidup, bekerja, berdakwah, mengajari umat, dan men tarbiyah para sahabat. Kendati demikian.
Beliau tetap mengerjakan qiyamul lail
sebelas atau tiga belas raka’at. Jika beliau sakit atau punya kendala, beliau
mengerjakan pada siang hari.
Aktivis
Islam, dai, pelaku gerakan amar ma’ruf
nahi munkar, dan mujahid harus meneladani guru dan komandan agung mereka,
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Kesimpulannya,
qiyamul lail itu pohon besar dan
daunnya rimbun. Pohon tersebut menaungi hati dan tubuh sekaligus, serta selalu
berbuah atas izin Allah Ta’ala.
0 Responses to "QIYAMUL LAIL ADALAH SEKOLAH AKTIVIS ISLAM":
Posting Komentar