Memburu Malam Kemuliaan

Posted on Selasa, 14 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha

Tanpa terasa Ramadhan 1433 H tinggal beberapa hari lagi. Sebentar lagi kita akan menerima izasah ketaqwaan yang diberikan oleh Allah kepada kita. dan tentu saja itu berbanding lusrus dengan pencapaian ibadah kita di bulan yang suci ini.

Seperti biasa, malam2 terakhir di bulan Ramadhan ini bagi kebanyakan orang merupakan malam2 "pemburuan". Pemburuan baju-baju baru, perabotan baru, pernak pernik baru, dan segala hal-hal yang baru kita buru guna mempersiapkan datangnya hari raya idul fitri. Ini terbukti dengan padatnya jumlah orang di mal-mal di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk di kota yang saya tinggali, samarinda. Plaza Mulia, Lembuswana mall, SCP, Samarinda Square, dan mall-mall lainnya di samarinda terlihat jauh lebih rame jika dibandingkan Islamic Centre ataupun Masjid Raya Darussallam pada saat shalat terawih. Padahal ketika awal-awal Ramadhan waktu itu, masjid-masjid sangatlah penuh dengan orang-orang yang sangat antusias menyambut datangnya bulan ramadhan. Mengapa justru di akhir-akhir malah semakin sedikit? Bukankan 10 malam terakhir merupakan 10 malam yang sangat mulia di bulan ramadhan karena di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Itulah yang terjadi di masyarakat kita selama ini diakibatkan karena masih lamahnya iman yang ada di hati.

QIYAMUL LAIL ADALAH SEKOLAH AKTIVIS ISLAM

Posted on by Ikhsan Nugraha



Sungguh aneh bin ajaib, seseorang menyandang predikat aktivis Islam, tapi tidak pernah mengerjakan qiyamul lail. Bagaimana ini bisa terjadi?
Qiyamul lail itu kebutuhan utama setiap orang Muslim. Apalagi, bagi aktivis Islam dan pengemban amanah agama yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, jihad, dan menyuarakan kebenaran. Bukankah Allah Ta’ala berfirman di Al-Qur’an,

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzamil: 14).

            Kenapa ada perintah seperti itu? Pertanyaan ini dijawab Al-Qur’an,

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan berat.” (Al-Muzzammil: 5).

Di balik Jendela

Posted on Kamis, 09 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha


Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya.
Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.
Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

Bagaimana Gaji Perusahaan Migas?

Posted on by Ikhsan Nugraha

Indonesia punya banyak ladang minyak dan gas, baik yang sudah, sedang, maupun yang belum tereksplorasi dan tereksploitasi. Walau penemuan cadangan minyak di dunia menurun secara signifikan, konon, cadangan minyak di Indonesia masih cukup besar dan belum terjamah.
Menurut laporan IHS, salah satu perusahaan penyedia informasi di bidang energi dunia, “there were some important finds that opened up some new areas, bolstered nearby producing areas and provided more building blocks for the future.” Terlebih lagi, pemerintah membuka tender dan menawarkan banyak blok pada para bidder di tahun-tahun ini.

Tak pelak, potensi ini mengundang banyak perusahaan minyak dan gas (migas) asing untuk berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia. Ujung-ujungnya, lapangan pekerjaan buat sektor ini juga menjadi terbuka. Tapi sebenarnya, bagaimana sebetulnya salary dan benefit yang diperoleh untuk pekerjaan di sektor migas ini?

"Jangan Mudah Percaya Kata-Kata Allah"

Posted on Rabu, 08 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha


Mendengar judul di atas pastinya anda sedikit tercengang bukan,, karena agak sedikit kontroversial. Tapi eits, tenang dulu, bukannya saya ingin mengajak anda untuk tidak mepercayai Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an adalah kitab yang tidak diragukan lagi kebenarannya, kan ada di Q.S. Al-Baqarah ayat 2.  Mari coba kita telaah lebih dalam apa maksud dari judul di atas..


Jangan  hanya percaya, tapi diamalkan juga dong..

Sobat, apabila anda ingin makan di suatu restoran atau warung makan, trus tiba-tiba ada teman anda yang mengatakan “jangan makan di situ, tidak enak” apakah anda langsung mudah mempercayainya?? Tentu tidak bukan, anda pasti tidak akan percaya sebelum mencobanya dulu. Mungkin analogi singkat ini yang harus kita terapkan juga kepada Al-Qur’an. Kita mudahnya saja mengatakan, “Saya percaya 100 persen dengan Al-Qur’an”. Tetapi nyatanya, tak satupun dari ayat-ayatnya yang kita amalkan. Kita cuma percaya doing mah itu tandanya,, 

Jadi maksudnya saudaraku, mari kita ubah pemikiran kita terhadap Al-Qur’an, kita buat mindset dalam pikiran kita seperti analogi yang saya sebutkan di atas, jadi tidak mudah percaya jika tidak ditindaklanjuti. Sehingga kita termotivasi untuk mengkaji dan mengamalkannya bukan sekedar hanya mempercayainya saja di bibir. Kalau seperti itu pun orang kafir juga bisa, karena yakin bahwa isi Al-Qur’an itu tidak ada keraguan sedikitpun. (Ikh)

5 Hal Penyebab Dosa Kecil jadi Dosa Besar

Posted on by Ikhsan Nugraha


Saudaraku yang dirahmati oleh Allah, mungkin sedikit tulisan ini bisa sama2 mengingatkan diri kita semua khususnya diri saya pribadi akan dosa-dosa yang kita pernah lakukan baik itu dosa besar ataupun dosa kecil. Ketika terawih kemarin saya mendengar taujih yang  diberikan oleh seorang ustadz di masjid dekat rumah saya, taujih tersebut berisikan tentang 5 hal yang mengakibatkan dosa kecil berpotensi menjadi dosa besar.

Pada hakikatnya, manusia senantiasa tak luput dari yang namanya dosa. Meskipun manusia tersebut berlabel mubaligh, ustadz, atau bahkan sekelas ulama  sekalipun pasti tidak luput dari yang namanya dosa.  Diantara dosa2 tersebut  menurut para ulama dibedakan menjadi 2 macam, ada yang namanya dosa kecil ataupun dosa besar.

Berhijab bukanlah Perhiasan

Posted on Jumat, 03 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha

Fenomena yang saya rasakan saat ini memang cukup menarik kalau kita cermati. Adanya istilah jilbab trendy atau jilbab gaul atau jilbab fungky atau apalah sekarang menjadi sebuah trend baru yang menyebar dikalangan para saudari-saudari kita terutama anak-anak muda zaman sekarang. Bahkan di kampung saya, (baca : Kalimantan Timur), sampai ada yang membuat sebuah komunitas  yang dinamakan “Komunitas Jilbab Trendy”. Memang tidak salah sobat, bahkan ini bisa jadi sebuah sarana syiar yang baik untuk para pemudi kita untuk bisa menggunakan jilbab, karena banyak sekali yang masih enggan menggunakan jilbab lantaran alasan tidak gaul lah, atau tidak mengikuti perkembangan zamanlah, atau karena belum siap, dll. Tapi sadarilah, bahwa berjilbab itu adalah syariat dari Allah SWT, jadi sebaiknya kita harus lebih berhati-hati dalam menjalankannya. Alih-alih menjalankan syariat, tapi malah kita bisa terjerumus kedalam dosa besar, Naudzubillah…

Semut dan Lalat

Posted on by Ikhsan Nugraha

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah
di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan
tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat
bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah
meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-
sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya.

Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju
pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup
rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya
yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung
kembali dengan mereka.

Cinta yang Tersembunyi

Posted on by Ikhsan Nugraha

Cinta yang Tersembunyi


Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?

ketika kita menangis?

ketika kita membayangkan?

Ini karena hal terindah di dunia tidak terlihat.

Ketika kita menemukan seseorang

yang keunikannya sejalan dengan kita,

kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu

keanehan serupa yang dinamakan Cinta.

Menolong dari Pemerkosa

Posted on by Ikhsan Nugraha

Pada suatu larut malam, aku melewati sebuah jalan remang-remang, ketika mendadak terdengar jeritan-jeritan tertahan dari balik segerumbulan semak. Aku berhenti dengan terkejut dan memasang telinga. Rasa panikku timbul ketika menyadari bahwa yang kudengar itu adalah suara orang yang sedang bergumul: geraman berat, gerakan meronta yang panik, dan bunyi pakaian yang dirobek. Seorang wanita sedang diserang, hanya beberapa meter dari tempatku berdiri.

Mestikah aku melibatkan diri? Aku takut memikirkan keselamatanku sendiri. Dalam hati aku menyumpah-nyumpah, kenapa memilih rute lain untuk pulang kali ini. Bagaimana kalau aku menjadi korban? Apakah sebaiknya aku mencari telepon terdekat dan menghubungi polisi?

5 Menit Saja

Posted on by Ikhsan Nugraha

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah.
"Tuh.., itu putraku yang di situ," katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan.
mata ibu itu berbinar, bangga.
"Wah, bagus sekali bocah itu," kata bapak di sebelahnya.
"Lihat anak yangsedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku," sambungnya, memperkenalkan.

Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya.

"Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?"

Korek

Posted on by Ikhsan Nugraha

Pada suatu hari, ada seorang ibu menyuruh anaknya untuk membeli sekotakkorek api. Sang ibu mengingatkan pada anaknya agar tidak tertipu dengan korek api yang jelek, dan si anak harus memastikan bahwa korek api yang dibelinya berkualitas bagus.Kemudian si anak pergi membeli sekotak korek api sesuai dengan kemauan ibunya....Tak lama kemudian si anak membawa sekotak korek api dengan wajah yang berseri-seri. Si anak memberikan kepada sang ibu sekotak korek api yang kosong seraya berkata:
"Bu, saya yakin bahwa korek api ini sangat bagus kualitasnya, karena sudah saya coba menyalakan semua batang korek api ini, dan ternyata semuanya menyala..."

Hehehe...

Itulah akibatnya kalau kita melakukan segala sesuatu tanpa menggunakan prinsip dasar Statistika, yaitu 'sampling'.

Untuk memastikan bahwa sekota korek api berkualitas bagus tidak perlu mencoba menyalakan semua batang korek api, namun hanya cukup beberapa saja. Inilah yang dimaksud dengan sampling...

Yup, sampling sangatlah dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan. Dalam membuat suatu kesimpulan dari suatu hal, kita tidak harus menggali seluruh informasi dari hal tersebut. Namun hanya memerlukan sedikit saja informasi yang telah dianggap mewakili seluruhnya sesuai dengan tingkat keragamannya...

Perlu diingat bahwa dalam melakukan sampling diperlukan suatu teknik khusus yang telah disediakan dalam ilmu statistik. Teknik Sampling tersebut dapat menjamin tingkat akurasi, validasi, keandalan, dan keterwakilan dari data yang diambil. Selain itu, teknik sampling juga memperhatikan tingkat efisiensi dari berbagai hal, misalnya dana, waktu, tingkat kesulitan, dan lain-lain...

3 Karung Beras

Posted on by Ikhsan Nugraha

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.
Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut. Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya. Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh. Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran".

Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya. Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata:

"Oh Mamaku..................

Sedikit Pekenalan Singkat Ikhsan Nugraha

Posted on Kamis, 02 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha

Nama saya Ikhsan Nugraha, saya dilahirkan di sebuah kota yang berada di Kalimantan Timur yang bernama Samarinda pada tanggal 27 November 1991. Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Sekarang saya di Samarinda bertempat tinggal di Jalan Samratulangi no. 8 Samarinda Seberang. Bapak saya bekerja sebagai dosen di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sedangkan Ibu saya adalah seorang Ibu Rumah Tangga dan Wiraswasta.

Berikut adalah riwayat akademik dari Ikhsan Nugraha :

1995-1997 : TK Kemala Bhayangkari Samarinda
1997-2003 : SDN 023 Meranti Samarinda
2003-2006 : SMPN 10 Samarinda
2006-2008 : SMAN 1 Samarinda
2008-Sekarang : T. Elektro, FTI ITS Surabaya

Berikut adalah riwayat organisasi Ikhsan Nugraha :

2003-2005 : Pramuka
2009-2010 : Staff Departemen Ristek Himatektro ITS
2009-2010 : Staff Departemen Syiar Islam Kalam T. Elektro ITS
2009-2010 : Ketua Divisi Syiar Kampus JMMI ITS
2010-2011 : Ketua LDJ Kalam T. Elektro ITS
2011-2012 : Ketua Umum LDK JMMI ITS
2012-2013 : Kutua DPP JMMI ITS

Aktifitas yang dijalani sekarang adalah freelance dan Supervisor at Mahad Ukuwah Islamiyah Surabaya

Contact Person

Posted on Rabu, 01 Agustus 2012 by Ikhsan Nugraha

Contact Person Ikhsan yang bisa dihubungi :

No HP : 085246837416/085732769070
Email : nugraha.ikhsan@yahoo.co.id
Facebook : Ikhsan Nugraha
Blog : icannugraha.blogspot.com